Omed-Omedan
Prosesi Upacara Omed-omedan di Bali
Kemudian pemuda pemudi ini digiring (Teruna Teruni) menuju lokasi Omed-omedan yang sebelumnya sudah dibasahi air kemudian dilanjutkan dengan tari-tarian. Selanjutnya Upacara Omed-omedan dapat dimulai.
Pemuda pemudi yang dipisah dalam kelompok laki-laki dan perempuan ini tidak serta merta langsung bertemu sekaligus. Ada cara unik yang harus ditempuh yakni kedua pasangan dibopong untuk bertemu satu dengan yang lain. Dalam perjalanan, guyuran serta semprotan air tak berhenti mengucuri mereka.
Ketika bertemu di tengah, si pria akan berusaha mencium atau memeluk si wanita. Tugas si wanita adalah menghindar. Namun tugas mereka inipun tidaklah mudah karena orang-orang yang bergerumul akan berusaha untuk memisahkan mereka dengan terus mengguyurkan air. Setelah selesei, pasangan ini dikembalikan ke kelompok masing-masing dan begitu juga untuk pasangan selanjutnya hingga semua peserta habis.
Dalam tradisinya, tidak terdapat unsur berciuman dalam Upacara Omed-omedan. Ciuman bukanlah keharusan cukup berangkulan saja. Namun pada prakteknya kadang peserta terlalu berlebihan hingga sampai mencium lawan jenisnya. Hal ini dimaklumkan karena mereka adalah muda mudi yang belum menikah.
Dan baiknya adalah setelah Upacara Omed-omedan selesai dilangsungkan, ciuman yang terjadi di sini tidak boleh terjadi di acara selanjutnya karena sudah ada aturan jelas yang melarang tentang hal tersebut.
Sejarah Tradisi Upacara Omed-omedan
Tradisi Omed-omedan sudah berlangsung sejak abad ke-17 dan merupakan tradisi yang masih dilakukan hingga sekarang. Tradisi ini berawal tatkala Raja Puri Oka sedang sakit keras dan tak ada seorangpun tabib yang mampu menyembuhkan beliau. Sang Raja kemudian hanya beristirahat di kamarnya.
Dalam masa istirahat ini, Sang Raja mendengar ada suara gaduh yang berasal dari luar kamarnya. Karena merasa terganggu, Sang Raja sangat marah dan segera keluar kamar dengan badan terhuyung-huyung.
Di luar kamar, Sang Raja menyaksikan sebuah pemandangan unik. Beliau melihat para muda mudi saling tarik menarik dengan sangat seru. Ajaib, karena melihat keseruan tersebut Sang Raja merasa sehat kembali. Lalu di saat itu pula Sang Raja memerintahkan agar Omed-omedan tersebut dilakukan setiap tahun.
Upacara Omed-omedan bukan hanya sekedar ajang suka-suka muda mudi namun dibalik itu ada makna tentang arti sebuah tradisi. Yakni merupakan ritual adat untuk membentuk kerukunan warga, untuk menjalin keakraban serta pentingnya kehidupan saling mengasihi dalam kehidupan bermasyarakat.


Komentar
Posting Komentar